Monday, February 06, 2006

Ada postingan bagus ni

Sebuah Pengalaman Ruhaniah

Kita adalah manusia yang terbuat dari tanah liat hina yang diberi bentuk oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Perlahan namun pasti, Manusia menjadi makhluk yang selalu suka berbantah-bantah bahkan ada manusia yang tidak percaya kepada-Nya. Adapula yang percaya hanya sebatas ucapan lisan tanpa ada keyakinan yang nyata dalam hidupnya. Adapula yang benar-benar yakin secara akal dan hati sampai mati. Itulah manusia. Dalam Islam karakter manusia sudah dibentuk dengan keyakinan keimanannya. Seperti MUSLIM - MUKMIN - MUTTAQIEN.

MUSLIM, adalah semua manusia yang beragama Islam secara keturunan. Ia termasuk manusia yang hanya mengerjakan ibadah saja tanpa tahu makna ibadahnya. Terkadang ada yang sengaja meninggalkan ibadah, terkadang ada yang rajin sampai jidatnya hitam akibat sujud, terkadang menjalankan ibadah dengan semaunya alias bolong-bolong. Semua Muslim selalu mempunyai orientasi dunia saja, ia akan bahagia jika mendapat rejeki dunia, akan mengeluh ketika ditimpa musibah, akan ingat Tuhannya jika dalam kesulitan dan akan melupakan Tuhan jika mendapat kebahagiaan. Manusia MUSLIM, merupakan orang-orang yang secara sadar mencari kebutuhan dunia saja. Tanpa ada rasa ingin meraih kebahagiaan akherat. walaupun mereka bilang mau namun hanya sekedar di mulut saja. Akal dan Hatinya cenderung mementingkan diri sendiri, keluarga dan golongannya. MUSLIM pada akhirnya adalah manusia-manusia yang masuk golongan kanan. Yaitu golongan orang-orang beruntung. Beruntung karena ia dilahirkan sebagai Islam. Dan juga
MUSLIM banyak yang masuk neraka karena umat Islam sekarang lebih percaya kepada paranormal, dukun dan kyai yang menurutnya sebagai jembatan mendekati Tuhan. Padahal mereka justru terseret dalam jurang Neraka. Ingat!!! MUSLIM AKAL & HATINYA hanya memikirkan kebahagiaan duniawi saja.

MUKMIN, adalah manusia beragama Islam yang beriman kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan Rasulullah Muhammad SAW. Ia mempunyai keyakinan kuat bahwa hidup di dunia akan bahagia jika diimbangi dengan keyakinan akal dan hati untuk percaya sepenuhnya kepada Allah & Rasul-Nya. Ia mampu memilih mana yang baik dan mana yang buruk. Ia sangat tahu yang halal dan yang haram sehingga hidupnya selalu berada di jalan lurus tanpa mengharapkan kebahagiaan yang semu ini. Walaupun terkadang masih suka mengeluh jika tertimpa musibah. Manusia MUKMIN, cenderung memikirkan kebahagiaan akherat, mencari jalan terbaik agar bahagia di dunia dan bahagia di akherat. Ia mempunyai rasa percaya diri bahwa dunia adalah jalan menuju akherat. Sehingga ia akan menjaga akhlaknya, ia akan beramal, ia akan berbuat kebaikan dengan tulus ikhlas, ia mengutamakan orang lain daripada diri sendiri, keluarga dan golongannya. Perjuangan hidupnya hanyalah untuk mencari RIDHO ILAHI. Ia percaya dengan istilah ikhtiar dan doa, ia
tidak akan mencari orang lain untuk membantu doanya. Jadi ia tidak percaya dukun, paranormal dan kyai mumpuni. Karena setiap manusia adalah milik Tuhan semata. Doa urusan manusia dengan Tuhannya.

MUTTAQIEN, manusia ber-IMAN yang bertaqwa. Ia adalah manusia seutuhnya yang menyerahkan hidup dan matinya kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Ia sangat yakin kepada Allah dan Rasul-Nya. Ia yakin bahwa dunia adalah jalan untuk mencapai kebahagiaan akherat. Ia lebih mengutamakan urusan akherat daripada dunianya. Hidupnya tidak pernah sia-sia, mulutnya selalu berzikir, akalnya memuja keagungan Tuhan, Hatinya selalu rindu pada akherat sehinga tidak lepas zikir hati. Dalam keadaan senang maupun susah, ia tetap menyebut memanggil nama Tuhannya di mulut secara perlahan, di akal dan hati dalam tafakur. Ia rajin menjalankan shalat wajib dan sunnah hanya untuk mendekati Tuhan bukan karena sebuah kewajiban tapi sebagai cara agar mampu mencintai Tuhan. Ia sangat sadar bahwa hidup hanya untuk mengabdi kepada Tuhannya dengan cara yang halal, yang diridhoi-Nya dan dengan penuh cinta. Tuhan telah menjadi tujuan akhir hidupnya. Tiada yang mampu menggoyang iman manusia BERTAQWA ini kecuali Allah
sendiri karena kebahagiaan yang paling dirindukan adalah bertemu dengan Allah di Akherat nanti. Ia selalu tersenyum ketika ujian dan musibah menimpanya, ia bersyukur ketika mendapat kebahagiaan.

MUHIBBIN, manusia pecinta Allah. Ia adalah sosok manusia yang selalu mengutamakan akherat. Akal dan Hati selalu cinta kepada Allah. Hidupnya hanya untuk menarik perhatian Allah dengan segala ibadah wajib dan sunnah, dengan segala zikir lisan, akal dan hati, dengan segala perbuatan yang tulus dan ikhlas, dengan segala kesabaran dan ketenangan. Manusia MUHIBBIN tidak pernah mengeluh. Yang selalu ia lakukan adalah bersyukur dengan damai. Susah senang baginya tidak ada berarti. Karena hakekat hidup bagi manusia ini adalah menjadi Kekasih Allah di dunia, alam kubur dan akherat. Ia sangat yakin bahwa Allah itu ada, Ia mencintai Rasulullah Muhammad SAW sebagai manusia mulia kekasih Allah. Ia sadar sekali untuk menjadi kekasih Allah hanyalah mencontoh Muhammad SAW. Tidak ada jalan lain. Manusia ini bukan saja menyerahkan hidup matinya untuk Allah, tapi merelakan dengan tulus ikhlas diri sendiri, akal dan hatinya, jiwa raganya untuk terus menyebut memanggil berzikir kepada Allah tanpa henti
tanpa ingat ruang dan waktu. Dimanapun ia berada, karena dunia ini adalah hamparan Rahmat-Nya. Jasadnya bergetar ketika menyebut nama Kekasih hatinya, Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Jantungnya berdetak cepat ketika menahan rindu untuk beribadah dengan ikhlas kepada-Nya. Manusia ini adalah, manusia yang merindukan pertemuannya dengan Tuhan dan Rasul-Nya. Manusia yang sangat mencinta Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan Rasul-Nya.

LALU DIGOLONGAN MANA KITA ?
Jawabannya hanya ada dalam diri kita masing-masing.

Kala itu malam sangat pekat
Ketika diriku masih sujud di atas sejadah
Ketika nafasku mulai tidak beraturan
Memanggil nama kekasih hatiku, Allahu Allah
Aku menangis merindukan diri-Nya
Betapa hidup telah membatasi rasa cintaku pada-Nya
Ingin aku memeluk-Mu
Ingin aku duduk dipangkuan-Mu
Sekalipun aku harus mati meninggalkan dunia fana ini

Kala itu, hari Rabu malam kamis
Tepat pukul 01.00 Dini Hari
Aku duduk diantara dua sujud
Berzikir memanggil Kekasihku
Bershalawat merindukan Muhammad SAW
Tiada kebahagiaan hakiki
Kecuali bersama Allah dan rasul-Nya
Indah...Sejuk...Damai..Bercahaya
Saat itu pula sebuah cahaya kecil mendekatiku
Cahaya kecil jauh dari pandanganku
Perlahan mendekat semakin besar
Besar.. Besar.. Besar
Cahaya itu sangat menyilaukan Melebih Matahari
Aku terpejam tak kuasa menatap cahaya itu
Aku menunduk pasrah...
Namun Cahaya itu perlahan hilang..
Aku membuka mataku..
SUBHANALLAH..Ya Rahmanu Ya Rahiim
Mataku tak berkedip, jantung seakan berhenti
Tubuhku bergetar. Mulutku bershalawat tiada henti
Nuansa kamar tempatku shalat menjadi wangi kasturi
Penuh Cahaya yang indah..
Sosok manusia berpakaian jubah coklat, dengan gamis putih di dalamnya
Berjanggut indah, Wajahnya tampan menyejukkan tersenyum padaku.
Keningnya datar bersih dan bercahaya. Demi Allah, wajah itu sangat tampan.
Mulutku secara spontan menyebut Ya RASULULLAH berkali..kali
Tiada Henti.. air mata mengalir deras.. deras penuh kedamaian.
"Salam alaika ya umati"
Suara merdu dan indah terdengar di telingaku
Telingaku seakan bergetar, bahkan menembus damai dalam hatiku
Tak kuasa aku menahan rindu..
Secara spontan aku memeluk tubuh Beliau
Ku Peluk dengan erat.. seakan bau kasturi itu melekat di tubuhku yang hina
Kotor dan jelek ini.. Indah.. Bahagia... Damai..
Tubuh manusia yang aku panggil Rasulullah itu mendekapku
Aku bergetar..menangis seperti anak kecil yang takut ditinggal ayahnya
Beliau mengajaku berjalan.. jalan yang bukan seperti jalan
Seperti awan,.. seperti angin,... seperti entah tidak ada kesamaannya..
Meniti bersama Beliau, dari golongan kiri sampai neraka lantai delapan..
Betapa manusia yang tidak beriman dan bertaqwa di kala hidupnya tersiksa
Merana pedih dan menjerit..
Aku bertakbir, bertasbih tahlil tiada henti. Berlindung di belakang beliau..

Kemudian Aku meniti jalan lain bersama Beliau..
Meniti golongan kanan hingga Surga lantai delapan..
Betapa banyak manusia yang tersenyum berzikir dengan merdu...
Mereka menikmati kebahagiaan.. oh sangat Indah..
Di Surga lantai Delapan, aku tidak mau pulang..
Namun Beliau tetap menyuruhku pulang karena belum takdirnya aku mati.
Lantai Delapan adalah pilihanku, karena paling indah, paling tenang, paling megah
Ternyata itu adalah Surga Para Nabi, disitulah aku lihat Nabi-Nabi Allah dengan wajah-wajah bersinar tersenyum menatapku.
Ya Allah, aku ingin masuk di Surga-Mu yang Indah di Lantai delapan.
Lalu langit seakan terbuka..
Beliau menuntunku masuk..
Dadaku berguncang.. mataku terpejam..
Sebutlah, Allah Tuhanku..
Maka aku sebut Allahu Rabbi..
Dan ternyata sangat indah melebihi keindahaan lantai delapan.
"Ya Rasul.. apa ini?" Tanyaku ketika melihat segala kemahaindahan itu
"Inilah Arasy Allah"Jawab Beliau tenang
Saat itupula jantung berhenti. Mataku terpejam.
Dan akupun terbangun dari tidur di atas sejadahku..
Tubuhku berkeringat, pakaianku basah, sejedahku bercahaya
Aku menangis.. menangis mengapa kebahagiaan itu berlalu cepat..?

Ya Allah, Jadikan aku kekasih-Mu
Limpahkan rasa cinta yang dahsyat di hatiku kepada-Mu
Tuntun aku agar sampai dalam pelukan-Mu dengan kasih..
Kabulkan doa-doaku...
Jadikanlah aku manusia pertama yang duduk dipangkuan-Mu
Manusia Pertama yang memeluk dan Mencium-Mu di hari KIAMAT nanti
Tanpa batas, tanpa hisab. Sesungguhnya hanya KAU-lah yang patut aku cintai dengan tulus ikhlas selama-lamanya sampai akhir jaman.
Wahai Allah, ENGKAU menyaksikan tulisan ini..
ENGKAU mengetahui niat akal dan hatiku..
Maka jangan KAU tolak doa-ku selamanya. Amiin.

Kekasih Hati-MU
Di dunia, Alam kubur & Akherat

KELANA TAQWA



Lilypie 2nd Birthday Ticker